CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »
Welcome to my blog, Hope you like it... Here you can share your life, and the others... :)
Welcome to My Blog!!! Hope You Like It, and Saranghae!!!

Senin, 24 Oktober 2011

Love Story


Hai..........
Balik lagi nie...........
Tapi hari ini gue, gak ngelanjutin cerbung gue yang kemaren.... Melainkan cerita gue yang baru gue buat.......
Ini cerita gue.......
So, check it out

Aku hirup udara yang begitu segar pagi ini. Langkahku ke sekolah tak terhenti hanya karena angin dingin yang begitu menusuk, namun menyapa halus kulitku. Aku langkahkan kaki menuju gerbang sekolah. Memasuki area sekolahku. Aku berjalan menuju ruang kelas tepat disudut taman sekolah yang selalu menawarkan sejuta keindahan ketika aku menuntutilmu. Panorama yang ku anggap spektakuler itu, mampu dikalahkan oleh pesona salah satu teman satu kelasku. Rio, itulah namanya. Sosoknya begitu dikagumi oleh semua orang yang melihatnya, terutama kaum hawa. Tak pernah sedetik pun mereka melewatkan senyum manis dari seorang Rio. Tubuhnya lebih tinggi 5 senti dari tinggi tubuhku. Kulitnya cukup putih bila dibandingkan remaja laki-laki lainnya. Pakaian seragamnya selalu tampak rapi.

Rio memiliki seorang sahabat, dia bernama Alvin. Umur Alvin lebih muda 2 bulan 1 minggu dari Rio. Tinggi tubuh Alvin hanya berbeda beberapa senti saja, bahkan hampir terlihat sama dengan tinggi tubuh Rio. Rio memang baru bertemu dengan Alvin ketika menjadi siswa baru di SMA Harapan Nusantara. Namun, kedekatan mereka sungguh terlihat seperti sahabat yang sudah saling kenal sejak kecil. Di mana ada Rio, pasti ada Alvin.Begitu pula sebaliknya.

Hari-hari di sekolahku, aku jalani dengan penuh semangat. Terlalu buruk bila aku tak semangat pergi ke sekolah. Ayah dan Ibu pasti mengharapkan aku menjadi seseorang yang sukses seperti mereka. Tak mungkin aku memutuskan harapan itu hanya karena aku tak bersemangat pergi ke sekolah.
Hari ini cukup mendung, matahari enggan menampakkan sinarnya karena awan hitam yang menutupi indah kemilau cahayanya. Bunga di taman sekolahku pun masih terlihat kuncup, padahal sudah bulan Juli, biasanya mereka sudah bermekaran ke arah timur laut, menghadap air mancur yang selalu setia melantukan gemercik airnya.

Gemercik air terdengar dari taman sekolah yang tepat berada empat meter di depan kelasku, menambah suasana sunyi ketika Alvin mulai memainkan gitarnya di depan kelas. Namun, itu tak berlangsung lama, suasana sunyi itu tak lagi ada ketika Rio mulai bernyanyi.Masih ku ingat, dia menyanyikan lagu berjudul "Harmoni", ditemani sahabatnya,Alvin yang mengiringinya dengan gitar. Bu Winda memerintahkan kami diam, agar menghentikan teriakan karena kagum melihat Rio di depan kelas. Pelajaran Seni Budaya pun menjadi terasa begitu menyenangkan.
Rio bernyanyi dengan suara merdunya, sambil tersenyum di samping wajah kalemnya. Betapa tidak, aku pun baru melihat orang seperti Rio, yang dikagumi oleh siswa perempuan satu sekolah. Namun, kekagumanku padanya terbilang biasa bila dibandingkan denganteman-teman sebayaku, yang selalu histeris bila Rio melewat di depan, di samping,ataupun di belakang mereka. Itu semua sungguh berbeda denganku yang hanya bisa  tersenyum padanya.
Rio dan Alvin duduk sebangku,bangku mereka ada di urutan keempat, barisan kedua dari pintu kelas. Bangku mereka pun tepat di belakang tempat dudukku. Hubungan pertemananku dengan Rio dan Alvin semakin hari semakin dekat. Terutama Alvin yang selalu mencairkan suasana dan menunjukkan canda dan tawanya.

Hingga suatu ketika, Alvin lain dari biasanya. Dia cukup berbeda memandangku. Namun, aku menepis perasaan itu.Hingga suatu saat, Alvin begitu perhatian padaku, tak pernah terlewat dia menanyakan kabarku dengan smsnya. Mengisi waktu sepiku di rumah karena ayah dan ibu sibuk bekerja. Aku dan dia silih mengirim sms.

Tiba waktunya, Alvin mengungkapkan perasaannya padaku, menyatakan rasa sayangnya dan melimpahkan perhatiannya padaku. Namun, aku belum bisa menerima itu semua, dan aku pun menolaknya. Tak sedikit pun Alvin menyerah, dan untuk kedua kalinya, Alvin menyatakan kembali perasaannya padaku, sama ketika dia menyatakan perasaannya untuk pertama kalinya. Aku memang masih ragu dengan perasaanku. Akhirnya Rio menjadi salah satu teman curhatku, Rio mendukung hubunganku dengan Alvin. Begitupula sahabatku yang lain berkata, bahwa mereka akan mendukung apapun keputusanku.

Aku cukup bingung, namun sudah tertanam benih kasih sayang di hatiku. Alvin yang telah menabur benih itu, dan aku pun membiarkannya tumbuh dan berkembang menjadi rangkaian kasih yang ku pikir akan selalu tersusun indah dan rapi. Sebelum aku menerima Alvin sebagai orang yang ada di hatiku, sekaligus sebagai pacar pertamaku, aku bertukar cerita dengan Rio. Aku tahu, bahwa Rio lah orang yang tepat  untuk menanyakan segala informasi mengenai Alvin.Rio adalah sahabat Alvin, dia dekat dengan Alvin, dan aku akan memastikan kebenaran perasaan Alvin.

Rio memberikan semua keterangannya mengenai Alvin, ku dapatkan energi positif setelah aku menceritakan semuanya pada Rio dan akhirnya aku menerima cinta Alvin, dengan alasan, aku memang merasa bahwa aku menyayanginya. Baru satu minggu aku jalani hubungan spesial itu dengan Alvin, hatiku berbisik. Ada rahasia yang tak akan mungkin aku ceritakan pada siapapun. Padahal aku telah berjanji pada Alvin, tak akan ada rahasia diantara kita. Dan hal bodoh yang aku lakukan adalah mengatakannya pada Alvin, bahwa aku memiliki rahasia. Alvin terus memaksaku, dia ingin mengetahui rahasia itu. Dia memaksaku bukan dengan cara yang kasar, namun dengan cara halusnya.

Aku pun tak dapat membekukan rahasia itu, aku membiarkannya mencair dan mengalir menjadi isi suratku pada Alvin. Ku simpan surat itu di dalam amplop berwarna hijau, dan memberikannya langsung pada Alvin ketika pulang sekolah.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
To : Alvin
Alvin, aku harap kamu sedang tersenyum ketika kamu membuka amplop surat ini dan mulai membaca isi suratku.Seperti senyum yang selalu aku lihat ketika kita bertemu di sekolah :)
Aku penuhi janjiku. Janji untuk menceritakan rahasiaku padamu. Ada beberapa hal yang ingin aku ceritakan...
Begini.. Aku senang dengan hubungan kita, kamu selalu memberikan perhatian padaku. Itu dulu yang pertama.
Dan aku akan menceritakan rahasiaku. Sebenarnya aku tak mau kamu mengetahuinya, tapi kamu yang memaksaku untuk menceritakannya padamu. Ku ibaratkan semua ini dengan Bintang. Aku harapkamu bisa mengerti dengan apa yang akan aku ceritakan.
Aku terbelit oleh dua bintang.Aku menamakan bintang  itu sebagai bintang biru dan bintang hijau.

Aku merasa berarti bila mendapatkan cahaya dari bintang biru. Aku pun merasa nyaman bila mendapatkan cahaya dari bintang hijau.Bintang biru itu jauh, namun dia bisa melihatku. Bintang hijau itu dekat, namun dia tak bisa melihatku. Mulanya aku hanya kagum dengan bintang biru itu, namun aku baru sadar dengan perasaanku yang sesungguhnya. Aku kira perasaanku pada bintang hijau itu memang perasaan sayang, dan perasaanku pada bintang biru itu hanya kagum. Namun, itu semua berbanding terbalik, kini aku sadar bahwa rasa sayangku bukan untuk bintang hijau, tapi untuk bintang biru. Memang, bintang hijau itu selalu melimpahkan semua perhatiannya padaku. Namun, yang aku butuhkan bukanlah perhatian, tetapi pengertian. Dan bintang biru itu lah yang memberikan apa yang aku butuhkan.

Tapi, aku menyadarinya. Cahaya bintang biru itu terlalu jauh untuk menerangiku, begitu banyak orang yang mengaguminya, dan aku mencoba mengubur dalam-dalam rasa sayangku pada bintang biru itu. Aku mencoba untuk menyanyangi bintang hijau, walaupun itu memang terasa sulit, karena sekarang aku sadar bahwa aku hanyalah kagum pada bintang hijau itu. Namun akan ku coba untuk merubah kekaguman itu menjadi rasa sayang.

Itulah rahasiaku. Aku harap kamu mengerti.Bila kamu menerka dan mengetahui siapa bintang biru itu, aku mohon jangan tanyakan padaku. Bintang biru itu tidak tahu dengan semua yang aku rasakan dan aku tak menginginkannya dia tahu.

                                                                                                                                                                                             Salam Manis,

                                                                                                                                                                                                   Ify
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Alvin menutup surat itu. Melipatnya kembali sesuai dengan lipatan sebelumnya. Menyimpannya kembali ke dalam amplop berwarna hijau. Tubuh Alvin bergetar, seperti dahan pohon yang terkena sapaan air hujan yang deras. Matanya berkaca-kaca. Namun, ia tak membiarkan air mata itu jatuh. Hingga Alvin pun menungkapkan semua pernyataanya dan hanya disaksikan oleh empat sisi dinding kamarnya.
"Aku tahu siapa bintang hijau dan bintang biru itu, Fy..." ucap Alvin dengan suara yang parau
"Bintang hijau itu adalah aku,dan bintang biru itu adalah Rio. Kenapa Rio? Kenapa selalu Rio? Kenapa mesti Rio, Fy " Alvin melanjutkan ucapannya
Esoknya, Alvin membicarakan perihal itu. Mengenai rahasia yang aku tulis di suratku kemarin.
" Fy... aku tahu maksud suratmu kemarin. Bintang biru itu adalah..."
"Sudah aku tulis di surat itu. Jika kamu mengetahui siapa bintang biru itu, kamu tak akan menanyakan kebenaran jawabanmu" ucapku memotong pembicaraan Alvin.
"Apakah bintang biru itu tahu dengan perasaanmu padanya?" tanya Alvin
"Dia tak tahu, dan aku tak menginginkannya dia tahu", jawabku
"Lalu, apakah kamu tahu dengan perasaan yang dirasakan oleh bintang hijau itu?" tanya Alvin
"Ya, aku tahu. Dia pasti rapuh,namun perasaan yang aku anggap hanya rasa kagumku pada bintang biru ternyata adalah rasa sayang. Dan rasa sayangku pada bintang hijau itu hanyalah sebuah kekaguman.Tapi aku akan mencoba menyayangi orang yang aku kagumi, menyayangi dia yang telah menyayangiku", ucapku pada Alvin

Alvin terdiam mendengar jawabanku, terdengar suaranya semakin parau. Kini aku yang terdiam, bingung dengan perasaanku saat ini. Aku mencoba untuk menjalani semuanya. Di samping itu,aku tak ingin menyakiti hati Alvin. Akhirnya aku mengakhiri semuanya. Menyimpan dulu kekagumanku dengan Alvin, dan mengubur jauh-jauh rasa sayangku pada Rio.Mungkin itu lebih adil, bagi Alvin dan bagi hatiku.

Duh,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Capek gue,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, >,<
Gue cuma mau bilang Good Bye.............
                                              "          Saranghae          "

1 komentar:

Rinrin mengatakan...

.Heeemmm~
.Kok.. Kok.. Kok.. Kok kayak pernah baca ya?
.Di.. Di.. Di.. salah satu blog lain.. ;p
^Peace..

Posting Komentar